Tebusan Dosa (2024)
as Tirta
Wening adalah seorang ibu yang mengalami tragedi ketika anaknya yang berusia 11 tahun, Nirmala, hilang dalam kecelakaan motor di sebuah jembatan. Kecelakaan tragis itu ternyata juga merenggut nyawa ibunya, Uti Yah. Wening diliputi rasa bersalah dan berdosa karena kematian tragis ibunya dan hilangnya anaknya yang hanyut di sungai.
Meski merasa sangat terpukul, Wening tetap yakin bahwa Nirmala masih hidup. Karenanya, ia berusaha keras untuk menemukan anaknya. Dalam pencariannya, Wening mendapatkan bantuan dari Tetsuya, seorang peneliti asal Jepang yang tinggal di desa Wening. Selain itu, ia juga bertemu dengan Tirta yang turut membantunya. Tirta merupakan seorang kreator podcast misteri yang tertarik untuk mempublikasikan kisah tragis Wening.
Dalam usahanya yang tak kenal lelah, Wening meminta bantuan dari berbagai pihak. Selain Tetsuya dan Tirta, ia juga meminta bantuan dari seorang dukun misterius bernama Mbah Gowa. Selama pencariannya, Wening terus diganggu oleh arwah Uti Yah. Di sisi lain, pencarian ini juga mengungkap rahasia kelam masa lalunya, termasuk dugaan bahwa Wening mungkin menjadi penyebab hilangnya putrinya. Di tengah segala rintangan dan ketakutan, Wening terus berharap bisa menemukan Nirmala. Namun, rahasia-rahasia yang terkuak membuat segalanya semakin tak terduga.
​
Directed by Yosep Anggi Noen
Kabut Berduri (2024)
as Ipda Sanja Arunika
Sanja (Putri Marino), seorang detektif menyelidiki pembunuhan berantai yang mengambil tempat di perbatasan Indonesia–Malaysia. Namun Sanja harus menghadapi masa lalunya yang berkaitan dengan kasus tersebut
​
Directed by Edwin
The Architeture of Love (2024)
as Raia Sisjad
Seorang penulis populer bernama Raia mengalami kebuntuan menulis setelah bercerai dengan suaminya, Alam. Raia pun memutuskan untuk mencari inspirasi di Kota New York, Amerika Serikat.
Meski sudah di New York, Raia tak kunjung memulai karya barunya hingga ia dipertemukan dengan River, seorang arsitek yang misterius. Pertemuan pertama mereka menciptakan pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Mereka memutuskan untuk mengitari kota big apple itu bersama. Raia mencari inspirasi untuk karyanya, sedang River mencari inspirasi untuk sketsanya. Kegiatan itu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka sampai mengundang tanda tanya akan pilihan masing-masing.
​
Directed by Teddy Soeriaatmadja
The Big 4 (2022)
as Dina
Seorang detektif yang dikenal lurus menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis. Di sana, ia menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran. Kini, ia dikejar musuh ayahnya, sehingga ia terpaksa bekerja sama dengan murid ayahnya terdahulu—empat mantan pembunuh bayaran yang siap kembali membasmi musuh.
​
Directed by Timo Tjahjanto
Cinta Pertama, Kedua & Ketiga (2021)
as Asia
Raja dan Asia memiliki tanggung jawab yang sama, merawat kedua orang tua tunggal mereka masing-masing. Jika Raja ingin hidup mandiri seperti kedua saudaranya, Asia memilih untuk mengabdi pada ibunya, yang ia rasa telah mengorbankan segalanya untuknya. Dewa dan Linda, ayah Raja dan ibu Asia mulai menyatukan hati. Raja merasa senang, tetapi Asia ragu. Ketika Raja meyakinkan Asia bahwa orang tua mereka cocok satu sama lain, Raja dan Asia perlahan-lahan jatuh cinta.
​
Directed by Gina S. Noer
One Night Stand (2021)
as Lea
Seorang pemuda bernama Ara (Jourdy Pranata) harus hadir dalam dua perayaan besar dalam satu hari, pemakaman dan pernikahan. Dalam dua perayaan itu, ia bertemu dengan perempuan bernama Lea (Putri Marino) yang akan mengubah hidupnya.
​
Directed by Adriyanto Dewo
Putri Marino
Losmen Bu Broto (2021)
as Jeng Pur
Pak Broto dan Bu Broto dengan ketiga anaknya mengelola sebuah Losmen di kota Yogyakarta yang dikenal mampu memberikan rasa kekeluargaan kepada para tamunya. Keseharian mereka yang tampak berjalan biasa-biasa saja ternyata menyembunyikan masalah dari masung-masing anak. Mbak Pur yang selalu terbayang-bayang duka kematian calon suaminya, Jeng Sri yang kurang disetujui atas hobinya dalam bernyanyi karena diberi tanggung jawab oleh sang ibu untuk mengurus Losmen, dan Tarjo yang susah menemukan motivasi kuliahnya. Seluruh masalah ini kemudian meledak ketika terjadi sebuah skandal besar yang menguji keluarga tersebut.
​
Directed by Ifa Isfansyah & Eddie Cahyono
Terima kasih Cinta (2019)
as Eva Meilani
Sebagai seorang remaja Eva Meilani (Putri Marino) menjalani kehidupannya dengan penuh gairah. Mulai dari cinta hingga kegemarannya bermain basket dan tentu saja prestasi sekolah yang membuatnya menjadi salah satu remaja putri yang bahagia. Namun, pada satu waktu, kehidupan Eva menjadi sangat rumit.
Ia divonis mengidap penyakit yang membuat umurnya tidak akan bertahan lama. Belum cukup sampai disitu, seseorang remaja pria yang dekat dengannya pun tidak sanggup lagi berada di sisi Eva. Namun, ia harus melawan. Melawan semuanya dengan presitasi belajar dan berusaha untuk mendapatkan gairahnya kembali saat bermain basket.
​
Directed by Tema Patrosza
Menunggu Pagi (2018)
as Nina
Menunggu Pagi mengisahkan kehidupan pesta khas anak-anak muda Jakarta yang akrab dengan narkoba dan kisah cinta satu malam. Cerita berawal saat Bayu (Arya Saloka) diajak ketiga temannya, Rico (Arya Vasco), Kevin (Raka Hutchison), dan Adi (Bio One) untuk menonton festival musik tahunan terbesar, Djakarta Warehouse Project (DWP). Tentu saja Ia menolak karena selera musiknya memang berbeda dari ketiga temannya itu. Daripada electronic music atau biasa disebut EDM, Bayu lebih tertarik pada musik klasik. Ia bahkan mempunyai toko vinyl atau piringan hitam di kawasan Pasar Santa, Jakarta.
Tanpa diduga, kehadiran Sarah (Aurelie Moeremens) di tokonya seketika membuat Bayu goyah. Sarah datang tepat sebelum acara DWP dimulai. Perbincangan dengan Sarah membuat pandangan Bayu terhadap EDM berubah. Bahkan, Bayu tak menolak ajakan Sarah untuk menonton DWP.
Sayangnya, perjalanan menuju DWP bersama Sarah tak semulus yang dipikirkan Bayu. Ia mulai menemukan hal-hal yang cukup mengesalkan dari Sarah dan teman-temannya. Tak hanya itu, Bayu juga harus berhadapan dengan Martin (Mario Lawalata), seorang DJ yang juga mantan pacar Sarah.
​
Directed by Teddy Soeriaatmadja
Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018)
as Lembayung Muda
Setelah ayahnya, Panembahan Hanyokrowati, meninggal, Raden Mas Rangsang yang masih remaja menggantikannya dan diberi gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sultan Agung harus menyatukan adipati-adipati di tanah Jawa yang tercerai-berai oleh politik VOC yang dipimpin Jan Pieterszoon Coen (Hans de Kraker). Di sisi lain, ia harus mengorbankan cinta sejatinya kepada Lembayung dengan menikahi perempuan ningrat yang bukan pilihannya. Kemarahan Sultan Agung kepada VOC memuncak ketika ia mengetahui bahwa VOC tidak memenuhi perjanjian dagang dengan Mataram dengan membangun kantor dagang di Batavia. Ia mengibarkan Perang Batavia sampai meninggalnya JP Coen dan runtuhnya benteng VOC. Selama perjuangan ini, Sultan Agung juga harus menghadapi berbagai pengkhianatan. Di akhir hidupnya, Sultan Agung menghidupkan kembali padepokan tempatnya belajar, dan melestarikan tradisi dan karya-karya budaya Mataram.
​
Directed by Hanung Bramantyo
Jelita Sejuba (2018)
as Sharifah
Kisah Cinta Sharifah dan Jaka memang tidak terlalu berliku, takdir seakan menpertemukan mereka dengan mudah. Tanpa pacaran bertele-tele, Jaka segera melamar Sharifah dan mereka pun menikah. Namun, kisah cinta bukanlah melulu mengenai pertemuan. Menjalani kehidupan cinta dalam bentuk rumah tangga, apalagi rumah tangga keluarga tentara, mempunyai dinamika tersendiri.
​
Directed by Ray Nayoan
Mau Jadi Apa? (2017)
as Putri
Soleh adalah seorang mahasiswa baru yang merasa tidak yakin dengan jurusan yang dipilihnya. Ia merasa bingung dan tidak tahu ingin menjadi apa di masa depan. Kegelisahan ini juga dirasakan oleh teman-temannya. Lukman, si jago gambar, merasa tidak percaya diri dengan bakatnya. Marsyel, si hopeless romantic, selalu sial dalam urusan cinta. Eko, si penggila musik, seringkali nyeleneh dalam berbicara. Fey, si blasteran yang cantik, memiliki sifat yang sedikit gila. Dan Syarif, si mulut besar, selalu menjadi pusat perhatian di kampus.
​
Suatu hari, Soleh dan teman-temannya memutuskan untuk membuat sebuah majalah kampus alternatif bernama Karung Goni. Majalah ini berisi tentang hal-hal ringan seperti musik, film, olahraga, dan gosip percintaan antar mahasiswa. Mereka berharap majalah ini dapat menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan diri dan mencari jati diri.
​
Namun, membuat majalah kampus tidaklah mudah. Soleh dan teman-temannya harus menghadapi berbagai macam tantangan, mulai dari cibiran dari mahasiswa lain hingga masalah keuangan. Mereka juga harus berjuang untuk mempertahankan eksistensi majalah mereka di tengah persaingan dengan majalah kampus lain yang lebih mapan.
​
Di tengah semua kesulitan, Soleh juga harus berjuang untuk mendapatkan hati Ros, seorang Slanker cantik yang telah membuatnya jatuh cinta sejak ospek. Namun, Ros adalah seorang gadis yang populer dan sulit untuk didekati. Soleh harus mencari cara untuk menarik perhatian Ros dan membuktikan bahwa ia adalah pria yang pantas untuknya.
​
Directed by Monty Tiwa & Soleh Solihun
Posesif (2017)
as Lala
Hidup Lala jungkir balik. Bukan karena loncatan indahnya dari menara sepuluh meter, bukan pula karena ayahnya yang melatihnya dengan keras, tapi karena cinta pertamanya. Yudhis, murid baru di sekolahnya, berhasil menjebak hati Lala hanya untuknya. Di tahun terakhir SMA-nya, Lala ditarik keluar dari rutinitas lamanya. Hidupnya tak lagi melulu melihat birunya air kolam renang atau kusamnya dinding sekolah. Lala percaya cinta telah membebaskannya, sebab Yudhis selalu sigap menghadirkan pelangi asal Lala berjanji selamanya bersama. Namun perlahan Lala dan Yudhis harus menghadapi bahwa kasih mereka bisa hadirkan kegelapan. Cinta Yudhis yang awalnya tampak sederhana dan melindungi ternyata rumit dan berbahaya. Janji mereka untuk setia selamanya malah jadi jebakan. Lala kini mengambang dalam pertanyaan: apa artinya cinta? Apakah seperti loncat indah, yang bila gagal, harus ia terus coba lagi atas nama kesetiaan? Ataukah ia hanya sedang tenggelam dalam kesia-siaan?
​
Directed by Edwin